Jumat, 25 November 2016
KISAH MENANGISNYA SANG MEMPELAI PRIA SAAT MALAM PERTAMA, SEBUAH PELAJARAN BERHARGA BUAT YANG BELUM MENIKAH!!!
Saat malam pertama? saya menangis? kata seorang teman buka kisahnya pada kami. Keadaan enjoy mendadak beralih mendengar kalimat itu. Beberapa dari kami jadi tak sabar menanti kalimat kemudian. Kenapa seorang pengantin pria menangis saat malam yang harusnya membahagiakan?
Mengapa anda menangis di saat bahagia seperti itu?, ? pertanyaan salah seseorang relasi mewakili ketidaksabaran kami.
Saya menangis karena terbebani fikiran, bagaimana langkahnya kembalikan hutang untuk resepsi siang tadi, ? jawaHIDIPKUbnya seraya mencertakanlebih lanjut mengenai resepsi pernikahannya yang menelan cost demikian besar sebentar kekuatan finansialnya terbatas. Keluarga terpaksa sekali berhutang.
Ada hikmah bernilai dari apa yang dihadapi relasi saya ini. Karena tuntutan sosial, gengsi, atau keinginan supaya hari pernikahan jadi peristiwa istimewa, kita terlilit pada sikap sangat berlebihan saat mengadakan walimah atau resepsi pernikahan. Dari mulai undangan yang lux, gedung yang megah serta mahal, bahkan ditambah dengan hiburan. Meskipun sebenarnya pernikahan tetaplah istimewa meskipun walimahnya sederhana. Yang buat istimewa yaitu akad nikahnya, janji sucinya, ikatan kuatnya, perubahan hubungan dua insan yang awal mulanya tidaklah mahram saat ini jadi sepasang suami istri.
Memperturutkan tuntutan sosial atau gengsi, beberapa orang setelah itu ikhlas berhutang besar untuk satu buah resepsi pernikahan yang glamour. Mereka seperti beli kesenangan dengan membayarnya selama bertahun-tahun ke depan. Sampai ada yang kepikiran seperti rekanan tadi.
Ada juga yang karena ingin mengadakan resepsi yang mahal seperti itu, setelah itu ia menunda pernikahan selama bertahun-tahun. ? Belum mempunyai uang untuk walimah, ? alasannya. Meskipun sebenarnya jika inginkan mencontoh kemudahan yang dituntunkan Rasulullah pada banyak sahabatnya di Madinah, ia sudah dapat. Tidakkah pernah Rasulullah? menegur? Abdurrahman bin Auf yang menikah tak ada walimah? ? Adakanlah walimah walaupun hanya dengan menyembelih seekor kambing, ? demikian kurang lebih pesan Rasulullah pada sahabatnya yang pebisnis itu. Memang waktu itu Abdurrahman bin Auf baru jalani usaha setelah geser, tetapi ia yaitu saudagar kaya semasa di Makkah. Serta tidak lama selanjutnya ia juga kembali jadi kaya raya.
Rasulullah sendiri saat menikah di Madinah juga sederhana dalam walimah. Seperti diriwayatkan Imam Bukhari. ? Tidaklah saya saksikan bagaimana Rasulullah mengadakan walimah untuk istri beliau seperti yang saya saksikan saat beliau menikah dengan Zainab, ? kata Anas bin Malik bercerita walimah nan suci itu, ? Beliau menyembelih seekor kambing. ?
Jadi, menikah itu tidak harus mahal. Tidak harus menyusahkan diri dengan berhutang banyak. Terutama persoalan mahar, di negeri ini dapat begitu dipermudah. Seperti Rasulullah sudah mempermudah sebagian sahabatnya yang menikah. Yg tidak mempunyai banyak harta, Rasulullah cukup merekomendasikan mahar cincin, bahkan juga ada juga yang cincin besi. Yg tidak mempunyai lagi, cukup mengajari istrinya hafalan Al Qur? an. Bukankah demikian gampang?
Dalam Islam, walimah itu yang terlebih yakni i? lan-nya : pengumuman hingga sebagian orang tahu apabila seorang muslim serta seorang muslimah sudah menikah, buat satu buah keluarga baru.
Jadi untuk Antum yang belum menikah, sesuaikanlah walimah dengan kekuatan finansial. Jangan pernah berlebih-lebihan. Serta mudah-mudahan tak ada lagi pengantin yang menangis waktu malam pertama karena terbebani biaya walimah serta tidak ada pemuda yang menahan-nahan pernikahan dengan argumen tak kuat memikul biaya walimah.