Jumat, 03 Maret 2017

Saya Pura-pura Miskin dan Pacaran 4 Tahun Dengannya, Namun Dia Menikah dengan Seorang Manajer! Di Hari Pernikahannya, Saya Hanya Dapat Memberikan Semua Ini

Namaku Liang, keluargaku yaitu pengusaha Tambang serta saya yaitu anak tunggal, jadi mulai sejak kecil ayah mamaku benar-benar sangat memanjakanku. Sebelumnya kuliah, saya memanglah anak yang begitu sombong, saya fikir keluargaku kaya jadi saya dapat lakukan apa pun. Lantaran uang inilah beberapa rekanku mendekatiku, bahkan juga cewek-cewek matre bakal menulis surat cinta padaku. Hingga di SMA 3, saya mabuk serta berkelahi, orang tuaku juga memakai uang untuk merampungkan permasalahan ini. Namun hal semacam ini terlebih makin besar serta saya di keluarkan dari sekolah serta dimasukan ke penjara.


Orang tuaku menggunakan banyak uang untuk mengeluarkanku dari penjara. Mulai sejak waktu itu saya baru tahu, sebagian temanku semuanya bukanlah teman. Saat saya ada duit, mereka selalu ada di sampingku, namun saat saya ada permasalahan, tidak ada yang ingin mendekatiku.

Karna saya di keluarkan dari sekolah, saya mesti mengulang kelas 3 SMA di sekolah lain diluar kota. Ditempat ini saya tidak kenal siapa saja, saya mengetahui pacarrku di sini.

Lantaran peristiwa berkelahi itu juga, saya saat ini jadi orang yang begitu hemat. Saya selalu berperilaku semestinya anak SMA biasa, makan seperti umum serta beli pakaian yang umum juga. Style hidupku tak akan seperti orang kaya, namun sudah seperti kebanyakan orang umumnya.

Saya suka pada Lily. Dia juga nyatanya menyukaiku. Lantaran ayahnya baru wafat belum lama ini, Lily butuh membiayai beberapa kepentingan keluarga, diluar itu dia juga masihlah miliki satu adik lelaki yang masihlah sekolah serta butuh dibiayai.

Saat kami pacaran, saya juga tidak pernah katakan mengenai kekayaan keluargaku. Kami bersekolah berbarengan sehari-hari, pergi ke perpustakaan, bahkan juga anda tidak sering keluar makan berbarengan. Kami pacaran sepanjang 4 tahun.

Saya menginginkan menikahinya, namun lantaran peristiwa dahulu, saya jadi trauma, saya takut dia akan menjauhiku seperti beberapa rekanku yang lain. Karenanya, saya menginginkan mengetesnya apa dia bener-bener mencintaiku apa tak. Sesudah lulus kuliah, saya katakan bila saya tidak temukan pekerjaan serta pura-pura jadi pengangguran. Lily begitu menjagaku serta tidak memandangku mata sebelah lantaran hal semacam ini. Sehari-hari sepulang kerja, dia akan tiba ke rumahku untuk makan bersamaku.

Saya memandangnya demikian susah mencari duit, saya juga menginginkan menyampaikan fakta yang sesungguhnya! Satu kali pada akhirnya saya ajukan pertanyaan kepadanya, “Li, bila satu hari anda tau bila saya bohongin anda, kamu bakalan bagaimana? ” serta dia segera menjawab, “Aku paling tidak suka pembohong! Tidak perduli siapa saja itu. Mengapa kamu bisa bertanya ini? ”

Saya tidak berani meneruskan, saya hanya geleng-geleng kepala sembari katakan gapapa.

Lily menjawab, “Kamu kenapa sih, mendadak gitu” sesudah bicara dia segera pergi bersihkan piring. Dalam hati saya fikir, untung saja saya tidak katakan sebenarnya, bila tidak dia tentu marah! Bagaimana bila dia tidak mau saya nanti?

Saya pura-pura miskin seperti ini sepanjang 1 tahun sesudah lulus, namun lantaran ngeliat Lily makin sibuk, saya pada akhirnya ingin mencari waktu untuk menyampaikan fakta kepadanya sembari melamarnya serta memberikannya surprise ini! Saya menginginkan dia melalui hari-hari yang bahagia.

Namun nyatanya dia berubah. beberapa hari akhir-akhir ini dia kerap bete serta kerap telephone dengan orang lain. Saat saya bertanya mengapa, dia hanya katakan saya tidak butuh bertanya karna saya tidak bakal dapat bantu. Bahkan juga satu kali dia begitu geram serta katakan, “Kalau anda miliki saat khawatirin saya, tambah baik anda cepetan mencari kerja! ”

Lantaran dimanja sejak kecil, saya juga gampang emosi, pada akhirnya kami berkelahi, bahkan juga saya kerap keluarkan kalimat yang cukup menyakitkan saat kami berkelahi. Pada akhirnya saya katakan sama Lily bila saya ingin pulang ke rumahku diluar kota sekian hari.

Namun sepulang saya ke rumah, saya makin mengerti ada hal yang tidak beres. Sesudah saya memohon orang membantuku menyelidiki, nyatanya saya baru tau adiknya Lily ada permasalahan di sekolah serta lantaran berkelahi dia nyaris di keluarkan dari sekolah. Hal semacam ini nyatanya dibantu oleh manajer perusahaan di mana Lily bekerja. Saya tau saya begitu tidak bermanfaat di mata Lily, dia bahkan juga tidak minta bantuanku serta segera minta pertolongan orang lain.

Saya tidak nyalahin dia, besokannya saya pergi mencari dia serta merencanakan untuk memberitahukan semua, namun saya tidak menemukannya di tempat tinggalnya. Dia jadi baru pulang besoknya. Saat saya memandangnya, saya lihat satu mobil mengantarnya, saya begitu kaget serta ajukan pertanyaan siapa orang itu.

Lily katakan, “Kamu telah liat… Sebenernya saya juga… tidak mau bohongin anda, dia itu calon suami saya. ” Saya makin bingung, saya katakan, “Li, tetapi kita belum putus. ”

Namun Lily jadi melihatku dengan sinis sembari katakan, “Setelah lulus saya telah menunggumu 2 tahun! 2 tahun ini anda tidak miliki duit sekalipun, terlebih saya yang membiayai anda, anda ini cowok bukanlah sih? Saya yang pergi kerja, saat adikku dipukuli orang hingga babak belur, anda di mana? Saya senantiasa masak untuk kamu, bahkan juga menolong anda bersihkan tempat tinggal, apa anda pernah mikirin saya? Anda tau tidak saya seberapa cape? Saya juga tidak bisa buat anda ngeliat bila saya tidak seneng! ” dia menyampaikan semua sembari menangis, saya menginginkan balikan dengannya, namun dia tidak mau.

“Liang, sesudah putus, tidak ada lagi orang yang jagain anda! Anda mesti cepet mencari kerja serta urus sendiri! Janganlah egois serta seperti anak kecil, anda tuh telah gede! ” Sesudah usai menyampaikan ini, dia segera naik mobil serta pergi.

Saya tidak tau mengapa sekian hari lantas saya terlebih mengambil keputusan pulang ke tempat tinggal, harusnya saya tidak pulang!

Saya betul-betul sakit hati, saya juga paham semuanya pengorbanan dia 2 th. ini serta saya tidak dapat membalasnya.. Namun saya tidak tahu dia demikian tak bahagianya! Di hari pernikahannya, saya kirim hadiah sebesar 80 juta untuk dia, namun saya tidak miliki muka untuk berjumpa dengannya, saya hanya dapat kirim hadiah tanpa ada nama untuk dia serta mengharapkan dia dapat bahagia.

Saya begitu menyesal bakal semua ini, saya begitu mencintainya. Lily bukanlah seperti beberapa rekanku yang lain yang cuma menginginkan uangku saja, namun menyesal saat ini sekalipun tak ada artinya.

Saya ingin mengingatkan pada semua orang, bila anda berjumpa dengan orang yang betul-betul anda cintai, anda mesti menghargainya serta jangan pernah anda kehilangannya serta menyesal belakangan! Anda mesti mencintainya dengan sepenuh hati, ini yaitu isi hati yang terdalam.