Razia kendaraan bermotor yakni satu di antara aksi kepolisian untuk menertibkan sebagian pengendara bermotor. Usaha itu ditangani pihak polisi, supaya pengendara lebih aman serta selamat saat berkendara.
Namun apabila ada yg tidak mematuhi ketetapan jalan raya yang telah diumumkan, jadi orang itu bakal peroleh sanksi berupa denda. Umumnya polisi lakukan razia didalam jalan dengan tujuan atau maksud yang berbeda.
Kesempatan ini Satlantas Polres Tarakan mengadakan razia di Jalan Juata Korpri, pada hari Kamis 11 Februari kemarin. Menurut Kasat Lalu Polres Tarakan AKP Chindi Helyadi maksud razia yang ditangani kali ini yaitu pelajar berkendara.
Razia itu digelar dengan maksud sebagian pelajar yang masihlah dibawah usia atau yang masih tetap belum memiliki sim tak akan berkendara didalam jalan. Lantaran hal sejenis ini akan membahayakan keselamatan pengendara itu, serta bakal berikan efek kapok untuk pelanggarnya.
Untuk pelajar yang belum punyai SIM, STNK, dan kelengkapan yang lain jadi bakal digunakan sanksi tilang. Mengingat banyak pengendara serta kemacetan di jalan, begitu banyak didapati sebagian pelajar yang mengendarai sepeda bernotor. Bahkan juga anak SD juga membawa motor sendiri ke sekolah tidak ada didampingi oleh orangtua
Waktu kerjakan razia, diantara petugas polisi rasakan pelajar yang masih tetap tingkat SD membawa kendaraan bermotor. Siswa itu terpaksa sekali mesti dihentikan lantaran dijumpai tak memakai helm, selain itu siswa itu tak membawa kelengkapan surat.
Ironisnya, waktu dihentikan oleh polisi siswa yang bernama Sukma ini nekat menerobos serta setelah itu petugas polisi menghentikannya melalui langkah paksa. “Saat dihentikan petugas, siswi SD nekat akan menerobos anggota kepolisian, waktu dihentikan anak SD itu pernah menangis serta membentak polisi, ” tutur Kasat Lalu Polres Tarakan AKP Chindi Helyadi.
Walaupun itu, siswa ini pernah menangis bahkan sampai membentak polisi karena tidak ingin ditilang serta ingin selekasnya pergi ke sekolah agar tidak terlambat. “Dia mengemukakan mengapa juga ditahan-tahan inginkan pergi sekolah, ” kata siswa itu.
Nah, apabila telah seperti ini siapa yang dapat disalahkan? Tentunya orang-tua sebagai teladan untuk anak baiknya lebih bijak serta tidak membiarkan anak belum cukup usia untuk membawa kendaraan bermotor sendiri, terutama tak memakai helm serta jaket. Jika jalan apa-apa di jalan, siapa yang inginkan disalahkan? Mudah-mudahan momen ini mungkin saja saja pelajaran untuk banyak orang-tua serta semua anak yang belum cukup usia agar tak berkendara sendiri tanpa ada dampingan orang dewasa.